Murung mimpi melebar dan malar
sukma telah tewas dalam deru air mata
malam terlalu tajam menghiris nurani
lena pun terasa ngeri
esok bakal datang dengan seribu misteri.
Hari demi hari akulah yang mencatat luka
sang pengembara yang selesa
kini hilang sebuah peta dan kompas pusaka
lalu dia menghantarkan kecewa
dalam setiap balada tanpa suara
dengan ritma dukalara
menggigit deria.
Saban senja aku membuka kembali helaian
yang kucatat di sepanjang pendengaran
kini aku kehilangan tinta
untuk mengabadikan semuanya
dalam sebuah atur cara
yang tertulis di sana.
Aku masih mencatat luka-luka
yang kudengar lewat kata-kata
yang kurasa lewat derita
yang kubaca lewat aksara
kerana aku ini selamanya
pendengar yang setia.
21/1/2010
Tiada ulasan:
Catat Ulasan