Telah rendang pohon cinta ini
yang kita tanam di lembah pasrah
dari seranting dauh kasih dan setia
bercambah menjadi dahan-dahan teguh
merimbun dan agam.
Sesekali datang gertak prahara berbisa
menggoncang pucuk-pucuk asmara
berguguran mengguyur ke pangkal tunjang
reput dan terserap hilang
menjadi baja cemerlang.
Ketika putik-putik harapan
bergayutan dan mekar segar
hijau dan membesar
bukan sedikit kemelut yang mercup
lantaran musim sudah tega berubah
guntur dan kabus semakin betah
membias arah dan mengubah lumrah
kerikil dan onak tampil menggugah.
Namun sampai kini
masih tegak pohon cinta kita
melayari perubahan di depan mata
betapa usia yang menghadirkan renta
masih sanggup menahan sergah gelora
masih bertahan menentang amukan nista.
Akan tiba jua detik-detik cemburu
ketika dedaunan gugur satu persatu
ketika tegaknya goyah dimamah waktu
ketika dahannya patah disesah keliru
ketika agamnya runtuh di landas berliku
Namun nama kita sudah terpahat kuat
biarpun pohon ini kehilangan kudrat
bertabur kiranya butir-butir semangat
dan kita tahu bakal tumbang sebuah pohon keramat
membawa pergi segala cinta dan nostalgia
bersama-sama ukiran nama
yang kita catat bersama
sekian lama.
Akan berakhir jua sebuah perjalanan setia
untuk menjadi kenangan selamanya
seadanya!
Dangau Marhaen,
27/7/2011
Rabu, Julai 27, 2011
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
TRAVELOG JAKARTA BANTUNG DISEMBER 2024
Pada 8 haribulan Disember saya telah ke Jakarta. Di Jakarta saya menginap di hotel Dreamtel. Pada petangnya kami ke Thamrin City, ke...
-
Tiba jua di persimpangan ini, Barulah kita tahu besarnya erti budi, Makna jalinan kasih yang abadi, Semarak mesra yang mercup dalam manis bi...
-
Inilah kisah kerjaya mulia, Mendidik mengajar selagi terdaya, Ibarat lilin memberi cahaya, Bukan balasan harta pintanya. Guru itu sanggup be...
-
Bak Air Yang Mengalir Bak air yang mengalir. Tiba jua kiranya di muara waktu, Perpisahan mengimbau makna sebuah rindu, Pada jejak...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan