Selasa, Julai 27, 2010

Perkebunan Cinta (Sempena Jubli Perak Perkahwinan)

Perkebunan cinta yang malar subur ini
Telah lama membuahkan gugus-gugus bahagia
Tanpa sedikitpun cela pada pandangan mata
dan merimbun dedaunan kasih berkilau
memayungi setiap gerimis dan riak ombak
dari membasahi kaki
mendinginkan hati.

Suku abad tanpa gelut gegar mencabar
cuma sesekali angin nakal menampar gusar
namun aksara cinta yang kita pahat bersama
masih jelas ukirannya di perdu rasa
sepanjang masa
sepanjang cinta.

Hingga ke langkah ini taman kita masih akrab
membuakkan wangian dari bebunga malar mekar
meski waktu berlari deras meninggalkan pelabuhan
kita bakal meninggalkan pangkalan
dengan bekalan yang kita adunkan
jamahlah nanti di pojok setiap perhentian.

Inilah perkebunan cinta yang belum lawas jujuhnya
suku abad itu masih manis seperti dahulunya
nikmat kesetiaan dan luhur hati nurani
jalinan yang bersemi adalah mutiara hati
berharum setanggi dan gubahan seri
tidak akan berhenti selagi ada mantari
dan setiap gerak denyut nadi
adalah cinta yang hakiki.

Marilah kita bajai bersama
sebuah pohon rendang di tengah perkebunan bahagia
hijaunya membugar sukma
merahnya analogi cinta kita
kuningnya cahaya dari kelopak asmara
birunya kewangian dari daerah kesima
hitamnya tidak pernah kita lupa gelapnya
dan putihnya kesucian tidak pernah ternoda.

Inilah perkebunan cinta yang kita pugar seadanya
kudrat tersisa akan kita pertahankan selamanya
yang kita petik kini ranum mesra sebuah asmara
jagalah sepanjang masa selama usia
kerana setia sampai ke sana biar bersama.


Dangau Marhaen

27/7/2010

2 ulasan:

Norliza berkata...

tahniah... semoga berbahagia selalu.

Sufi berkata...

Salam...pergghhh romantik habis...

urut-urut si bunga mawar,
jangan diurut tangkai berduri,
kalau gering ada penawar,
lebih mujarab doa isteri...

semoga kekal bahagia...

TRAVELOG JAKARTA BANTUNG DISEMBER 2024

  Pada 8 haribulan Disember saya telah ke Jakarta.   Di Jakarta saya menginap di hotel Dreamtel.   Pada petangnya kami   ke Thamrin City, ke...