Sabtu, Mac 20, 2010

Badut


Dia berhasil ke tengah arena,
dengan semangat yang belum sempurna,
tiba-tiba dia memakai baju badut,
dengan mata dibesarkan,
tanpa melihat apa-apa,
dengan mulut dilebarkan,
sekadar mengundang ketawa,
dengan langkah dipanjangkan,
hanya menjejak celaka.

Layaklah dia terus menjadi badut,
jika ke arena sekadar ingin dikenal nama,
khalayak akan terus tertawa,
kerana lakonan yang mendera diri,
dia bercakap tetapi tidak mengerti,
dia bernyanyi tetapi tidak harmoni,
dia mencabar tetapi tidak berani.

Kita lihat si badut terus terkinja,
menurut rentak lagu gereja,
dalam melodi durjana,
komposisi licik hasad celaka.

Selama mana dia akan dapat bertahan,
dengan lakonan yang tidak keruan!

Banting,
29/11/99

Tiada ulasan:

TRAVELOG JAKARTA BANTUNG DISEMBER 2024

  Pada 8 haribulan Disember saya telah ke Jakarta.   Di Jakarta saya menginap di hotel Dreamtel.   Pada petangnya kami   ke Thamrin City, ke...