Betapa hidup terkurung ini menyusahkan,
Melontar pandang terhalang,
Membuang imbau terhadang,
Gusar pun mekar,
Atas padang risau nan melebar,
Tiap detik mengundang serik,
Tiap saat melamar gugat.
Kehidupan ini bukan untuk dikongkong,
Kerana kita harus terus bebas,
Melakar fantasi yang lepas,
Mengukir ilusi yang luas.
Terjajah bukan terikat tangan,
Tenatnya kita diikat pemikiran,
Semuanya sempit terhimpit,
Semuanya getir dan pahit.
Melihat dunia dari tingkap pesawat,
Luas yang memeritkan,
Bebas tapi menyakitkan,
Lepas tapi membelitkan.
Aku ingin segera pulang,
Mengutip sejarah yang terbuang,
Tentang kebebasan, tentang keperkasaan,
Untuk memerdekakan setiap ruang,
Tanah air yang gemilang.
Brunei,
11.20 pg.
28/10/02
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
TRAVELOG JAKARTA BANTUNG DISEMBER 2024
Pada 8 haribulan Disember saya telah ke Jakarta. Di Jakarta saya menginap di hotel Dreamtel. Pada petangnya kami ke Thamrin City, ke...
-
Tiba jua di persimpangan ini, Barulah kita tahu besarnya erti budi, Makna jalinan kasih yang abadi, Semarak mesra yang mercup dalam manis bi...
-
Inilah kisah kerjaya mulia, Mendidik mengajar selagi terdaya, Ibarat lilin memberi cahaya, Bukan balasan harta pintanya. Guru itu sanggup be...
-
Bak Air Yang Mengalir Bak air yang mengalir. Tiba jua kiranya di muara waktu, Perpisahan mengimbau makna sebuah rindu, Pada jejak...
1 ulasan:
satu lagi sajak yang hebat...
Catat Ulasan